Primary/secondary Education - Jakarta, Jakarta, Indonesia
Pada hari Jumat, 21 Maret 1951, para pejuang mengajukan kepada parlemen agar mereka diberikan tempat untuk belajar yang memiliki sistem pendidikan dan guru-guru asli Indonesia, karena sebelumnya mereka belajar di SMA VHC pimpinan Hr. Bruyn di Jl. Diponegoro yang memiliki sistem dan guru Belanda. Permintaan tersebut disertai ancaman bahwa mereka akan mengadakan demonstrasi di dalam kota jika permintaan mereka tidak dipenuhi. Akhirnya parlemen menyetujui permintaan tersebut, dan memberitan tempat eks-rehabilitasi tawanan perang yang terletak di Gang Batoe untuk dijadikan tempat belajar. Sejak saat itulah sekolah ini disebut dengan nama SMA Gang Batu yang terdiri dari bagian A, B, dan bagian C.Pada tahun 1954, Presiden Republik Indonesia Soekarno menghadiahkan sebuah bangunan yang sudah dibangun sejak 1953 yang terletak di Jalan Setiabudi II, Jakarta yang dilengkapi dengan laboratorium karena prestasinya yang begitu banyak. Kemudian bangunan tersebut menjadi SMA Gang Batu bagian B, kini dikenal sebagai SMA Negeri 3 Jakarta, dan bagian A menjadi SMA Negeri 7 Jakarta, serta bagian C menjadi SMA Negeri 4 Jakarta Gang Batu.Gedung SMA Negeri 4 Jakarta (2012)Pada tahun 1964 SMA Gang Batu berganti nama menjadi SMA Negeri 4 Jakarta, pada saat itulah lahir lambang SMA Negeri 4 yaitu: Suddharma Pundarika yang diciptakan oleh Bapak Muharam guru menggambar dan Bapak Amin Situmeang (Bapak Ronggur). Lambang tersebut saat ini diabadikan dan dipakai sebagai lambang resmi Sekolah dan merupakan kebanggaan tersendiri bagi Keluarga Besar SMA Negeri 4 Jakarta. Makna lambang tersebut adalah Jalan Terbaik Mengabdi Ibu Pertiwi.Disamping lambang tersebut SMA Negeri 4 Jakarta juga mempunyai slogan/motto : Iman, Ilmu, Amal - SMA 4 Jaya yang dicetuskan pada tahun 1968 pada masa kepemimpinan Bapak Soegiono Soegito. Sama halnya lambang SMA Negeri 4, Motto inipun ternyata menjadi motivasi berkembang dan berkibarnya prestasi SMA Negeri 4 hingga sekarang