Publishing - Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra telah berusia 42 tahun ini telah melalui berbagai lika-liku demi mempertahankan eksistensi. Dua kali mati suri dan dua kali pula mengalami reinkarnasi. Teknokra lahir pertama kali pada tahun 1975 di bawah naungan Dewan Mahasiswa (Dema) Unila.Rezim orde baru pernah berupaya mengontrol aktivitas mahasiswa dengan konsep back to campus. Pers mahasiswa yang pemberitaannya kritis ikut dikebiri dan hendak dibredel. Kendati pun begitu, Teknokra tetap menyeruak di tengah berbagai intervensi.Teknokra merupakan akronim dari teknologi, inovasi, kreativitas, dan aktivitas. Asep Unik yang merupakan salah satu founding fatherTeknokra yang mengusulkan nama itu. Ia juga yang mengusulkan pembentukan media penerbitan kampus. Hal itu mendapatkan tanggapan positif dari dua rekannya dalam tim perumusan program kerja Dema Unila, yaitu Muhajir Utomo dan M Thoha BS Jaya.Edisi perdana Teknokra terbit pada April 1975 dalam bentuk buletin 30 halaman. Dengan bobot 80 persen opini dan tulisan ilmiah sedangkan sisanya berisi artikel lepas. Terdapat pula kolom yang diberi nama Watch Dog. Kolom yang banyak mengkritisi kebijakan kampus dan pemerintah.Edisi perdana itu juga merupakan media pertama yang berhasil diterbitkan di Sumatera. Namun, saat itu Teknokra belum memiliki Surat Tanda Terdaftar (STT). Usai pertemuan Dema se-Indonesia di Medan, Asep Unik dan Thoha segera mengurus perijinan tersebut sehingga Teknokra resmi memiliki STT pada 1 Maret 1977. Tanggal dijadikan momentum hari lahir Teknokra, meskipun secara de facto telah ada sejak 1975.